31 Juli 2009

Sentuhan Internet di Wamena

Wamena merupakan satu-satunya kota terbesar yang terletak dipedalaman tengah Papua. Anda jangan terkejut jika mengetahui arti kata Wamena. Wamena berasal dari bahasa Dani yang terdiri dari dua kata Wa dan Mena, yang berarti Babi Jinak. Yap, foto atau gambar seorang wanita yang lagi menyusui seekor babi merupakan cenderamata khas kota ini. Berbeda dengan kota-kota besar lainnya di Papua, seperti Timika, Jayapura, Sorong, Merauke, dll. Wamena merupakan surga dan mutiara yang belum banyak tersentuh di pedalaman pegunungan tengah Papua. Kota yang terletak di lembah Baliem dan dialiri oleh sungai Baliem serta diapit pegunungan Jayawijaya diselatannya memiliki ketinggian sekitar 1600 meter diatas permukaan laut. Kota Wamena masih memiliki udara yang segar dan jauh dari polusi udara seperti kota-kota besar lainnya di Indonesia.
Akhir tahun lalu, saya mendapat tugas untuk melakukan verifikasi kelayakan kota ini untuk dijadikan sebagai salah satu daerah/kota pengembang ICT Centre. Ini adalah merupakan perjalanan saya yang kedua kalinya menginjakkan kaki di Papua, setelah sebelumnya dengan tugas yang sama di Manokwari. Wamena memang belum mendapat sentuhan Internet secara Optimal waktu itu, namun antusias masyarakat tentang IT cukup tinggi. Saya harus melakukan perjalanan lewat udara dari Bandara Sentani ke Wamena dengan pesawat kecil. Setibanya di Wamena, saya merasa gembira sebab begitu pesawat yang saya tumpangi mendarat, maka sepanjang pagar landasan bandara saya menyaksikan banyak orang dengan menggunakan koteka saja dan wanita tanpa penutup dada.
Hari pertama saya melakukan tugas saya.... tepatnya di SMA Negeri 1 Wamena, saya disambut oleh puluhan siswa SMA yang saat itu secara kebetulan sedang main bola di lapangan sekolah. Merak bertanya kepada saya apa maksud dan tujuan saya hadir di antara mereka. Lalu Kepala Dinas Pendidikan kota itu menjelaskan kehadiran saya disana adalah untuk kemajuan sekolah itu sendiri dan kemajuan Wamena pada umumnya. Akhirnya sayapun menceritaka bahwa saya akan melakukan pengamatan kelayakan sebagai Pengembang ICT Centre. Inilah perta kalinya mereka mulai melek dengan Internet. Saya mengajak mereka ke LAB Komputer dan minta saluran / Line 'Telpon' disampungkan ke lab itu. Saya memperagakan bagaimana menkoneksikan komputer ke Internet dengan menggunakan modem/dial-up. Beberapa saat kemudian... mereka seya perlihatkan inilah internet.... dan... sungguh luar biasa, mereka baru tahu bahwa itulah internet yang bisa mengantarkan mereka ke mana saja. Antusias ini berlanjut hingga malam hari kami bersama-sama di labaratorium komputer sampe mereke ketagihan....